Menteri BUMN, Rini Soemarno, mendapatkan pengalaman berkesan di Kebun Gunung Gumitir PTPN XII, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember.
Pasalnya, beliau menikmati langsung panen raya mulai memetik hingga menyeduh kopi di satu tempat dalam acara panen raya kopi pada 1 Juli 2018 silam.
Beliau didampingi oleh Dirut PTPN XII Berlino Mahendra Santosa, Dirut Bank BNI dan Bank BTN. Begitu datang, mereka langsung diajak memetik kopi dari pohonnya, termasuk memilih kopi yang layak dipetik dan tidak. Selanjutnya diajak untuk melakukan penyortiran terhadap kopi milik petani tersebut.
Beliau juga diajak untuk melihat proses penimbangan hingga penyeduhan kopi menjadi siap saji. Namun, Rini kemarin kaget saat mengetahui ternyata nilai biji kopi yang dipetik petani sangat rendah. “Dulu per kilo hanya Rp 1500, tapi sekarang dengan proses pembinaan yang benar maka harganya bisa Rp 5 ribu. Ini yang perlu terus mendapat perhatian,” tegas Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Dirinya mengatakan jika petani kopi juga masih perlu perhatian agar mereka sejahtera. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antar BUMN. “Untuk pembinaan kita minta dari PTPN XII yang memberikan edukasi kepada petani, tetapi untuk bantuan KUR Bank BNI 46 serta yang membeli produk petani dari BTN.” jelasnya.
Selain itu, keterlibatan ini juga harus ditingkatkan secara nyata kepada petani di bawah. Pihaknya dalam waktu dekat juga meminta agar pihak BUMN bisa membantu petani dalam bentuk alat untuk mengolah kopi. “Sehingga petani bisa mengolah dalam bentuk green bean, karena harganya bisa berkali-kali lipat dibandingkan saat kopi mentah,” ucap Rini. Sehingga dengan harapan petani kopi di Indonesia semakin sejahtera kedepannya.
Petani kopi diingatkan untuk menjaga kualitas produk agar bisa meraup keuntungan berlipat.
“Kami lakukan pembinaan. Seperti dengan panen raya ini tujuannya agar mereka bisa memanen biji kopi yang paling tepat. Biji kopi terbaik adalah yang masaknya merah sekali. Itu yang premium dan harganya tertinggi jangan dicampur dengan yang hijau membuat harga turun,” ujarnya.
Menurutnya, dengan pembinaan yang benar seperti menentukan masa panen akan membuat kualitas kopi tetap terjaga dan harga tidak jatuh.
Menteri BUMN, Rini Soemarno, juga menambahkan “Jika untuk kopi robusta biasanya seharga Rp 3.000 per kg, dengan pembinaan yang bagus harganya bisa sampai Rp 6.000 per kg.”
Selain itu, pembinaan yang dilakukan Kementerian BUMN terhadap petani kopi juga dilakukan bersinergi antara PTPN XII dengan BNI. Di mana PTPN XII jadi leader yang membina petani secara langsung dan BNI 46 selaku pemberi kredit terutama untuk pemiliharaan tanaman kopi.
“PTPN XII yang membina mereka, bagaimana memanen tidak sembarangan, dipilih yang bagus bagus, secara rata rata mengalami kenaikan. Sementara BNI 46 memberikan bantuan kreditnya dengan program KUR, untuk pemeliharaan. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, bisa diambil dari kredit dan dibayar saat panen. Agar petani tidak terjerat tengkulak dan hidupnya jadi sejahtera,” tandas Rini.
Sumber: PTPN XII